Kamis, 04 Juli 2013

TUMBUH & BERKARIR


Pria tidak mungkin luput hubungannya dengan pekerjaan, karier, dan pelayanan. KIta akan membahas bagaimana seorang pria memiliki ketangguhan di dalam ketiga area ini. Edwin Louis Cole pernah memberikan sebuah pernyataan yang sangat indah,

“Orang yang mengetahui ‘bagaimana’ akan mendapatkan pekerja, tetapi orang yang mengetahui ‘mengapa’ selalu menjadi bosnya.”

Apakah kita ingin bertumbuh di dalam pekerjaan, karier, dan pelayanan? Kalau jawaban kita ‘ya’, maka kita harus bertumbuh dalam dua hal.

Pertama, kita harus bertumbuh di dalam kemampuan kita. Caranya, kita belajar dan mengetahui segala sesuatu sedetail mungkin, sehingga kita menjadi ahli di bidang itu. Kita tidak bisa memperoleh pekerjaan kalau kita tidak mempunyai kemampuan apa-apa, jadi kita perlu belajar sebanyak-banyaknya dan meningkatkan keahlian kita sehingga kita semakin banyak menghasilkan hal-hal yang luar biasa. Saya jamin, kita akan menjadi rebutan berbagai perusahaan kalau kita excellent di bidang pekerjaan kita.

Kedua, kita tidak boleh berhenti hanya mengetahui ‘bagaimana’, kita perlu meningkatkan diri kita lebih lagi. Kita perlu mengetahui, ‘mengapa’. Seperti yang tadi sudah dituliskan, mereka yang mengetahui, ‘mengapa’ akan menjadi bos. ‘Mengapa’ erat sekali kaitannya dengan berapa kayanya hikmat yang kita miliki. Ada banyak orang yang hanya mengerti kemampuannya tetapi tidak bertumbuh dalam hikmat, sehingga tidak terjadi perubahan di dalam hidup. Seorang petinju yang memiliki kekuatan luar biasa namun tanpa hikmat tidak memiliki strategi dalam menghadapi lawannya, dia hanya akan memukul sekuat tenaga tanpa terencana. Ini berbahaya, karena dia akan bisa kalah bila berhadapan dengan ptinju lain yang mungkin tidak sekuat dia namun memiliki strategi yang matang.

Banyak sekali orang yang ingin mengetahui apa arti dari hikmat. Hikmat adalah kemampuan untuk menerapkan apa yang kita ketahui. Hikmat juga adalah cara pandang kita dari sudut pandang Tuhan. Bagaimana caranya kita bisa memandang segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan? Kita perlu banyak membaca dan merenungkan kata-kata hikmat yang berharga, salah satunya adalah membaca hikmat yang ditulis oleh Raja Salomo di dalam kitab Amsal.

Rahasia bertumbuh dalam Karier dan Pelayanan

Sejak tadi, saya sudah membicarakan tentang bertumbuh di dalam pekerjaan, karier, dan pelayanan, kali saya ingin memberikan tips supaya kita bisa bertumbuh. Tipsnya sangat sederhana dan pasti sudah sering kita dengar, yaitu, kita harus menjadi orang yang tidak pernah berhenti belajar.


Ada 3 cara untuk belajar :
1.  Belajar di dalam kelas
Sistem belajar di kelas adalah sistem yang sering kita jumpai, baik lewat sekolah atau tempat-tempat kursus. Dalam sistem ini, kita diwajibkan untuk membaca buku. Kita harus mempelajari hal-hal yang terkait sedetail mungkin, lalu mempraktekkannya di rumah. Cara belajar ini berguna untuk mengisi pengetahuan kita, namun sayangnya sering juga tidak efektif. Masih ingat berapa banyak pelajaran yang kita pelajari di sekolah? Tetapi berapa banyak yang berguna bagi hidup kita sehari-hari? Maka, jangan pernah puas dengan cara belajar pertama ini, kita harus meningkat ke cara belajar kedua.

2.  Belajar sambil mempraktekkan (Learning by Doing)
Cara belajar yang kedua ini biasanya dibuat dalam bentuk simulasi. Di dalam sistem simulasi, kita akan dikondisikan pada kondisi tertentu kemudian kita diminta untuk praktek. Misalkan, kita dikondisikan berada di tempat seperti kantor, kondisinya dibuat semirip mungkin dengan tempat kita bekerja tetapi bukan benar-benar di situasi nyata, lalu kita diminta mempraktekkan apa yang sudah dipelajari. Setelah simulasi selesai, kita akan diajak merefleksi dan mengevaluasi keberhasil maupun kesalahan atau kegagalan kita di simulasi tadi. Cara belajar ini luar biasa bagus, namun masih belum maskimal, kita tidak boleh berhenti di sini. Mari kita melangkah ke cara belajar yang ketiga.

3.  Belajar dari pengalaman hidup
Belajar di kelas atau seminar, membaca buku, atau melalui training di kantor, semuanya baik dan memperlengkapi kita dengan sebuah pengalaman. Sayangnya, pengalaman yang demikian hanyalah pengalaman yang dikondisikan, bukan pengalaman yang nyata. Itu sebabnya, kita perlu memperlengkapi cara belajar kita dengan cara belajar ketiga ini, yaitu belajar dari pengalaman hidup, belajar di dalam kehidupan keseharian kita.

Kata “belajar” dalam bahasa Ibrani adalah “lamad”, artinya seperti domba yang digembalakan oleh gembalanya. Domba yang digembalakan akan dipukul atau digertak dengan tongkat oleh gembalanya. Untuk itu, Tuhan banyak mengajar kita di kehidupan sehari-hari, bukan di kelas. Bayangkan, kalau domba belajar di kelas, guru bisa-bisa berkata, “mari kita belajar mengembek tiga sesi”. Kan bukan itu caranya. Cara belajar domba adalah melalui pukulan-pukulan gembalanya, itulah lamad. Pukulan-pukulan akan diberikan kalau domba tersebut keluar dari rombongannya. Kalau domba lebih nakal sedikit, berjalan terlalu jauh dari rombongan, maka gembalanya bukan memakai tongkat lagi tapi pakai ali-ali atau pelontar batu. Kalau domba terkena batu yang terlontar ini, maka akan “benjol”, sehingga domba nakal akan segera bergabung dengan rombongannya.

TUHAN BANYAK MENGAJAR KITA DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI, DARI PADA DI KELAS.

Tuhan adalah yang Maha segalanya. Jadi, kepada Dia, kita bisa belajar. Kalau kita seorang pengusaha, kita bisa belajar bisnis yang cerdas namun jujur dari Tuhan. Kalau kita seorang politikus, kita punb bisa belajar dari Dia, sebab Tuhan adalah ahli mengatur hidup berbangsa dan bernegara. Begitu pula sebagai seniman, Tuhan Sang Pencipta tentunya Seniman Tertinggi. Kalau Tuhan bukan seniman, kita akan bisa melihat warna hitam atau putih saja. Tapi karena Dia adalah Seniman Tertinggi, maka kita bisa melihat warna-warna indah.

Jadi, belajar dalam hidup sehari-hari pada Tuhan akan membuat kita bertumbuh secara luar biasa dalam pekerjaan, karier, dan pelayanan kita.


Tidak ada komentar: