Rabu, 10 Juli 2013

RAMADHAN MOMENT TADARRUS AL-QURAN


Understanding Tadarusan:

Tadarus term Al-Quran is actually slightly different between the forms that we see everyday language denganmakna. Tadarus or tadarusan usually in the form of an assembly in which participants take turns reading the Al-Quran. One person reads and the others listened. And generally held in mosques or prayer rooms in the nights of Ramadan. In fact the word comes from the origin of the word tadarus Darasa yadrusu, which means studying, researching, analyzing, reviewing and taking lessons. Then ketambahan letters ta 'in front of it so that it becomes tadarasa yatadarasu, makamaknanya menjadisaling increased learning, or study in more depth. (Http://www.tadarusan.com/about/).

MEANING Tadarusan:

Tadarus is a means to draw closer to Allah SWT. In addition, Tadarus can also be interpreted as an effort to improve akhlakul karimah because by reading verses from the Koran we always remember and be in the way of Allah SWT. (Http://www.tadarusan.com/about/).

Month of Ramadan is a special month in which there are an abundance of forgiveness and grace. The reward will be multiplied goodness and vice versa. One of the main habits of the holy month of Ramadan than tarawih prayers are tadarus Quran. This phenomenon occurs when tadarus Quran becomes an activity in which every Muslim vying for reciting the Quran. However, allow me to give you a little review on Tadarus Quran.

Tadarus Quran consists of two activities namely reading and reviewing. Tadarus word in the dictionary of the Indonesian online means reading the Quran together. But in my opinion, relates to the word itself tadarus madarasah / madrasah. Madrasah is a special school that teaches Islamic religious teachings or may be the portion of Islamic religious education more than general knowledge. So in addition to reading, we are also encouraged to review the contents of his reading.

So wrong if we call tadarus dong when we read such day-to-day month of Ramadan? I do not blame because what we are doing by reading the Quran together called recitations. Recitation is part of tadarus. Well, the next if we want to increase our knowledge, but read quran reading translation also. If we ever khatam quran read many times but have we ever thought how much we khatam read translations?

Month of Ramadan which is the month in which the Qur'an revealed for the first time in at least a full month meet most Muslims mosque and make a habit of reading the Quran, so we assume that the positive possibilities in this month's most Muslims the opportunity to read Al-Qur'an, and hopefully a percentage of their so accustomed to read, though not because of the blessed month of Ramadan is the month of Ramadan.

RAMADHAN MOMEN TADARRUS AL-QUR'AN






ARTI TADARUSAN:

Istilah tadarus Al-Quran sebenarnya agak berbeda antara bentuk yang kita saksikan sehari-hari denganmakna bahasanya. Tadarus atau tadarusan biasanya berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quran bergantian. Satu orang membaca dan yang lain menyimak. Dan umumnya dilaksanakan di masjid atau mushalla di malam-malam bulan Ramadhan. Padahal kata tadarus berasal dari asal kata darasa yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji dan mengambil pelajaran. Lalu ketambahan huruf ta’ di depannya sehingga menjadi tadarasa yatadarasu, makamaknanya bertambah menjadisaling belajar, atau mempelajari secara lebih mendalam. (http://www.tadarusan.com/about/).

MAKNA TADARUSAN:

Tadarus merupakan sebuah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, Tadarus juga dapat dimaknai sebagai upaya memperbaiki akhlakul karimah karena dengan membaca ayat suci Al-Qur’an kita selalu mengingat dan berada di jalan Allah SWT (http://www.tadarusan.com/about/).

Bulan ramadhan adalah bulan istimewa dimana didalamnya terdapat limpahan ampunan dan rahmat. Satu kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dan demikian pula sebaliknya.  Salahsatu kebiasaan di bulan suci ramadhan selain shalat tarawih adalah tadarus quran. Fenomena yang terjadi saat ini tadarus quran menjadi sebuah kegiatan dimana setiap muslim berlomba-lomba untuk mengkhatamkan membaca quran. Namun demikian ijinkan saya akan memberikan sedikit ulasan mengenai Tadarus Quran.

Tadarus Quran terdiri dari dua kegiatan yakni membaca dan mengkaji. Kata tadarus dalam kamus besar bahasa indonesia online mengandung arti membaca quran bersama-sama. Namun menurut saya, tadarus sendiri berkaitan dengan kata madarasah / madrasah. Madrasah adalah sekolah yang khusus mengajarkan ajaran agama islam atau bisa jadi porsi pendidikan agama islam lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan umum. Jadi selain membaca, kita juga dianjurkan untuk mengkaji isi bacaannya.

Jadi salah dong kalau kita menyebut tadarus saat kita membaca seperti hari-hari dibulan ramadhan? Saya tidak menyalahkan karena apa yang kita lakukan dengan membaca quran bersama-sama itu disebut Tilawah. Tilawah merupakan bagian dari tadarus. Nah, berikutnya jika kita ingin meningkatkan ilmu kita, selain membaca quran baca juga terjemahannya. Jika kita pernah khatam membaca quran berkali-kali namun pernahkah kita berpikir berapa banyak kita khatam membaca terjemahannya?

Bulan Ramadhan yang merupakan Bulan dimana Al-Qur'an untuk pertama kalinya diturunkan setidaknya merupakan bulan sebulan penuh kebanyakan umat Islam memenuhi masjid dan membuatnya kebiasaan membaca Al-Qur'an, ya kita beranggapan positif saja bahwa kemungkinan di bulan ini kebanyakan Umat Islam berkesempatan membaca Al-Qur'an, dan mudah-mudahan sekian persen mereka jadi terbiasa untuk membacanya walau tidak dibulan Ramadhan karena dengan keberkatan Bulan Ramadhan tersebut.


Pleasure during fasting


Today is the first day of fasting Ramadan 1434 H, in 2013 M, the umpteenth time for us Muslims are fasting. This blessed month, we should not waste it and pass by. Make this month a special month for us because we can not necessarily meet with Ramadan next year.

Indeed, the first day of fasting usually rather felt at all. Because the daytime is usually always in the stomach contents and the body is always fresh drinking water. But before I know eating-drinking schedule was changed. Because of the drastic changes that are sometimes unfamiliar stomach, so some have abdominal pain and so forth. It was a regular thing, because my stomach still had to adapt to schedule changes. Additionally habits that do not usually wake up at night, now have to wake up at night to eat the meal. These different habits will indeed make us difficult to implement. But, rest assured with sincerity and faith in Allah Almighty, this habit will gradually we comfortably enjoy.

The most remarkable pleasure is when we wait to break their fast. All dishes and meals available. All sorts of drinks there at the dinner table. Breaking the mark so drum sounds, immediately we enjoy the fresh cold drinks, delicious food into the throat. Felt we were in a barren desert and gets a mouthful of water. So scrumptious sustenance which God has given to us. It is a blessing that we have in this world. Later in the hereafter, God will show enjoyment for the fasting person is met with the creator God, really extraordinary favors and no rival.

Really happy for us that fasting was filled with faith and just hope and the blessings and His grace in this holy month. One time in waiting by Shoim (the fasting person) is the time to break, and they should be happy as mentioned in the hadeeth of Abu Hurayrah radi 'anhu, he said, "Rasulullahshallallahu' alaihi wa sallam said," People who break Fasting has two happiness that she could feel; happiness when he was breaking and happiness when he meets with his Lord because fasting does. "(Narrated by Bukhari and Muslim). Nurul Science Online Bookstore

Shaykh Muhammad bin Salih al-'Uthaymeen explained in the book Majaalisu Syahri Ramadhaan,' Happiness is when the breaking point is because he was happy for the blessings that God has given to him, which is able to carry out fasting is one of the most important good deeds. What a lot of people who do not earn these blessings so that they do not fast. He is also excited over the food, beverage and Jima 'which Allah made lawful for him again, after previously forbidden during fasting.

Hopefully, we can undergo fasting this Ramadan with sincere and solemn, deprived ourselves of the things that nullify or reduce the reward of fasting. Amen ...!

NIKMATNYA SAAT BERBUKA PUASA


Hari ini adalah hari pertama menjalankan ibadah puasa ramadhan 1434 H, Tahun 2013 M, yang kesekian kalinya bagi kita umat muslim menjalankan ibadah puasa.  Bulan yang penuh berkah ini, tidak boleh kita sia-siakan dan lewat begitu saja. Jadikan bulan ini sebagai bulan istimewa bagi kita karena belum tentu kita bisa ketemu dengan ramadhan tahun depan.

Memang, hari pertama puasa biasanya agak terasa sekali.  Karena biasanya siang hari perut selalu di isi dan badan selalu segar dengan air minum.  Tapi tahu-tahu jadwal makan-minum pun berubah.  Karena perubahan yang drastis itu kadang-kadang perut belum terbiasa, makanya sebagian ada yang sakit perut dan lain sebagainya.  Itu hal yang biasa, karena perut masih harus beradaptasi dengan perubahan jadwal.  Selain itu kebiasaan yang biasanya tidak pernah bangun malam, sekarang harus bangun malam untuk makan sahur.  Kebiasaan yang berbeda ini memang akan membuat kita kesulitan melaksanakannya.  Tapi, yakinlah dengan keikhlasan dan keimanan kepada Allah SWT, lambat laun kebiasaan ini akan kita nikmati dengan nyaman.

Kenikmatan yang paling luar biasa adalah saat kita menunggu untuk berbuka puasa.  Segala hidangan dan makan tersedia.  Segala macam minuman ada di meja makan.  Begitu bedug tanda berbuka berbunyi, langsung kita menikmati segarnya minuman dingin, nikmatnya makanan yang masuk ke tenggorokan.  Serasa kita berada di padang yang tandus dan mendapat seteguk air.  Begitu nikmat rezeki yang Allah berikan kepada kita.  Ini adalah nikmat yang yang kita rasakan di dunia.  Di akherat nanti, Allah akan menunjukkan kenikmatan bagi orang yang berpuasa yaitu bertemu dengan sang pencipta Allah SWT, benar-benar nikmat yang sangat luar biasa dan tiada tandingnya.

Sungguh berbahagia lah bagi kita yang berpuasa yang penuh dengan keimanan dan hanya mengharap ridho dan rahmat-Nya di bulan suci ramadhan ini. Salah satu waktu yang di tunggu-tunggu oleh Shoim (orang yang berpuasa) adalah waktu berbuka, dan mereka patut bahagia seperti yang disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berbuka puasa mempunyai dua kebahagiaan yang bisa ia rasakan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).Toko Buku Nurul Ilmu Online

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin menjelaskan di dalam kitab Majaalisu Syahri Ramadhaan, ‘Kebahagiaan ketika berbuka maksudnya adalah karena ia merasa senang atas nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya, yaitu bisa melaksanakan puasa yang merupakan salah satu bentuk amal shalih yang paling utama. Betapa banyak manusia yang tidak memperoleh nikmat tersebut sehingga mereka tidak berpuasa. Ia juga merasa senang atas makanan, minuman dan jima’ yang kembali dihalalkan Allah baginya, setelah sebelumnya diharamkan pada saat berpuasa.

Semoga, kita dapat menjalani puasa ramadhan ini dengan ikhlas dan khusyuk dan dijauhkan diri kita dari hal-hal yang membatalkan atau mengurangi pahala puasa. Amin...!!!



Selasa, 09 Juli 2013

FAST WE TEACH ABOUT EQUALITY AND SOCIAL SOLIDARITY.


Fasting means etymologically hold, ie resist eating, drinking, sexual activity and other matters that could reduce or nullify fasting. As individual worship, the worship of fasting is known only to the perpetrator and God alone. People can pretend to be fasting, but they are not. In fact, one can do fast, but did not receive the reward of fasting worship. Fasting is a process of self purification. From this aspect, fasting is an instrument to build awareness for people to be obedient to God, so that will shape the attitudes and actions of ritual piety. But actually fasting also has a social significance, because fasting can be an instrument to establish social equality.

Equality is derived from the equivalent or equivalent. Thus, equality can also be called equality. According to the Big Indonesian Dictionary (KBBI), equal means equal levels (position, rank). Thus, equality or equality shows the same level, same position, no higher or lower between each other. (Dynamics: rustadi92)

Social solidarity is a public building in which there is mutual understanding between different individuals and different groups are due to the mutual understanding of the strengths that can be built to help each other and work together in dealing with various issues.
https://groups.google.com/groups/opt_out.


Fasting will direct human attitudes and actions for social piety. Fasting is done with sincerity that high would be able to deliver it to have a critical awareness of the world around him. Awareness in the form of understanding that hunger, thirst, and abstinence was not a simple matter. Through fasting, you will know how it feels to starve, how it feels to hold thirst, and how it feels to hold all the passions of humanity. So, through fasting, will be felt during this experience disregard. Through fasting is done, then there will be the impact on social solidarity. They will be dear to others. If anyone is hungry, will be moved to feed him. If any man thirst, consciousness would appear to provide drinks. If anyone has trouble, his mind will be moved for a settlement.

Fasting is done with full faith, sincerity, and calculations or imanan wa ihtisaban, it will be delivered to the new awareness of the importance of building social solidarity in the life completely. Thus, fasting ritual dimension not only contain an sich, but also implies social equality and strengthening social solidarity reflected in deed and helping uplift the lives of the needy and poor, will give you the confidence and optimism that they are not alone in dealing with life's problems .

Fasting is true is when the fasting can be an instrument in the framework to love our fellow human beings, as it is concerned love himself. Thus, fasting will be meaningful when fasting is done to build a new awareness of the importance of building a devout spirituality and also build godly sociality. (Nur Syam Rector of IAIN Sunan Ampel Surabaya)

Fasting is the month of Allah. What his words mean this? Presumably this is related to his word as well (in the hadith qudsy):

"Fasting is for Me, and I will personally respond."

So, we asked, would not all the acts (of worship) son of Adam is for Allah, and do not you all reward for deeds (worship) the son of Adam is given by God? To the surprise of many people, the answer is negative. Not all acts (of worship) is the son of Adam to God. In a Hadith Qudsi, God explains:

"Every act of the Son of Adam is for them, except fasting. So fasting is for Me and I will reward him ".

Can be clearly deduced from the above Hadith Qudsi that sesungghnya benefit all acts (of worship) humans back to the perpetrators themselves. Except fasting. Fasting get the glory that is so sublime that is referred to as providing "benefits" to God such that God himself gave special reward him.

Why is that?

Presumably one of the dialogue between God and the Prophet Musa 'alayhis-salam can explain this.

One day God said to Moses: "O Moses, where devotions to me?". Moses then immediately replied: "Verily all my worship is for You, O God." "Not so, O Moses," retorted God, "all worship is none other than you own." In the confusion, the Prophet Moses asked, " What the hell is my worship to You? "And God replied:" Incorporating a sense of happiness to those who destroyed his heart. "

Dialogue with the God of Moses was clearly explains the reason why God made fast, as the only man to worship Him. Namely, is the silver lining of worship puasda encourage perpetrators to have empathy for the poor and indigent, thus, seeks to make efforts to overcome their poverty and indigence.

A hadith tells us exactly about this:

"One of the lessons contained in the fasting is for ... God gives His servants similarities between, so that the rich can feel the pain of hunger and pain, so that they can humble himself before the weak, and pity the poor. "

In subsequent analyzes, fasting can be termed as the most complete form or manifestation of our diversity. Been great scholars Nusantara, Shaykh Yusuf Makassari, establish some traditions to show what exactly the nature of religion.

"Religion is to know God (ma'rifatul-lah). Knowing God is true to the character (which is good). Morals (good) is the connecting cord affection (silaturrahim). And silaturrahim is 'put happiness in your heart (fellow) we (idkhalus-fi Surur qalbil-brother)' ".

Of the fabric of the above hadith clearly show how real-peak nature of religion is to do good to fellow human beings, eliminating the trouble and bring them happiness. Presumably this is not a surprising discovery. Because this is not the apostolic mission of Muhammad?

"And never will We sent thee (Muhammad) except for the cast of love to the universe."

          So, let us live fasting with full awareness of the lessons should we take from it. Ie, empathy and social solidarity to others, especially to the poorest of the poor are still scattered in the country, around us. Because, without it all, not only was there that we get from our fast affliction "except hunger and thirst". Instead of piety-ie, a state of "conscious of God" where and whenever we are ", which was spoken of as the purpose of fasting lest he instead insists that we actually do not have a religious foundation of any faith, as His Prophet:



"Not believing someone who sleeps full while his neighbor in a state of hunger."

PUASA MENGAJARKAN KITA TENTANG KESETARAAN DAN SOLIDARITAS SOSIAL.


Puasa secara etimologis berarti menahan, yaitu menahan makan, minum, kegiatan seksual dan hal-hal lain yang bisa mengurangi atau membatalkan puasa. Sebagai ibadah individual, maka puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui oleh pelaku dan Allah saja. Orang bisa berpura-pura puasa, padahal sebenarnya tidak. Bahkan, orang bisa melakukan puasa, tetapi tidak memperoleh pahala dari ibadah puasanya. Puasa merupakan proses penyucian diri. Dari aspek ini, puasa memang merupakan instrumen untuk membangun kesadaran bagi manusia untuk selalu taat kepada Allah, sehingga akan membentuk sikap dan tindakan kesalehan ritual. Akan tetapi sesungguhnya puasa juga memiliki makna sosial, sebab puasa bisa menjadi instrumen untuk membangun kesetaraan sosial.

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Jadi, kesetaraan juga dapat disebut kesederajatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sederajat artinya sama tingkatan (kedudukan, pangkat). Dengan demikian, kesetaraan atau kesederajatan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. (Dinamika : rustadi92)

Solidaritas sosial merupakan bangunan masyarakat yang didalamnya terdapat saling pengertian antar berbagai individu dan kelompok yang berbeda-beda yang karena saling pengertian itu bisa dibangun satu kekuatan yang saling membantu dan bahu membahu dalam menghadapi berbagai persoalan.



Puasa akan mengarahkan sikap dan tindakan manusia untuk kesalehan sosial. Puasa yang dilakukan dengan keikhlasan yang tinggi tentu akan bisa mengantarkannya untuk memiliki kesadaran kritis tentang dunia di sekelilingnya. Kesadaran tersebut berupa pemahaman bahwa kelaparan, kehausan, dan menahan hawa nafsu ternyata bukan persoalan sederhana. Melalui puasa, akan diketahui bagaimana rasanya menahan lapar, bagaimana rasanya menahan haus, dan bagaimana rasanya menahan semua hawa nafsu kemanusiaannya. Jadi, melalui puasa, akan dirasakan pengalaman yang selama ini tidak dihiraukannya. Melalui puasa yang dilakukan, maka akan timbul dampak tentang solidaritas sosial. Mereka akan menjadi sayang kepada sesamanya. Jika ada orang yang lapar, akan tergerak hatinya untuk memberinya makan. Jika ada orang yang kehausan, akan muncul kesadarannya untuk memberikan minuman. Jika ada orang yang kesulitan, akan tergerak batinnya untuk mencari penyelesaian.

Puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan, keikhlasan, dan perhitungan atau imanan wa ihtisaban, maka akan mengantarkannya kepada kesadaran baru tentang pentingnya membangun solidaritas sosial secara tuntas di dalam kehidupan. Dengan demikian, puasa tidak hanya mengandung dimensi ritual an sich, tetapi juga mengandung makna kesetaraan social dan Penguatan solidaritas sosial yang tercermin dalam perbuatan menolong dan mengangkat derajat kehidupan kaum fakir dan miskin, akan memberikan kepercayaan diri dan optimisme bahwa mereka tidak sendirin dalam mengatasi persoalan hidup.

Puasa yang benar adalah ketika puasa tersebut dapat menjadi instrumen di dalam kerangka untuk menyayangi sesama manusia, sebagaimana yang bersangkutan menyayangi dirinya sendiri. Dengan demikian, puasa akan menjadi bermakna ketika puasa yang dilakukan dapat membangun kesadaran baru tentang pentingnya membangun ritualitas yang saleh dan sekaligus juga membangun sosialitas yang saleh. ( Nur Syam Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya )

Puasa adalah bulan Allah. Apa maksud perkataan-Nya ini? Kiranya hal ini terkait dengan firman-Nya juga (dalam hadis qudsy):

“Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Maka, kita pun bertanya, tidakkah semua perbuatan (ibadah) anak Adam adalah untuk Allah, dan tidakkah semua ganjaran atas perbuatan (ibadah) anak Adam diberikan oleh Allah? Di luar dugaan banyak orang, jawabannya negatif. Tak semua perbuatan (ibadah) anak Adam adalah untuk Allah. Dalam sebuah hadis qudsi lain, Allah menjelaskan:

 “Setiap perbuatan Anak Adam adalah untuk mereka, selain puasa. Maka puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya”.

Dapat dengan jelas disimpulkan dari hadis qudsi di atas bahwa sesungghnya manfaat semua perbuatan (ibadah) manusia kembali kepada para pelakunya sendiri. Kecuali puasa. Puasa mendapatkan kemuliaan yang begitu luhur sehingga disebut sebagai memberikan “manfaat” kepada Allah sedemikian, sehingga Allah sendiri memberikan ganjaran khusus kepadanya.

Mengapa demikian?

Kiranya salah satu dialog antara Allah dan Nabi Musa ‘alayhis-salam bisa menjelaskan hal ini.

Suatu kali Allah bertanya kepada Nabi Musa: “Wahai Musa, mana ibadahmu untuk-Ku?”. Maka dengan segera Nabi Musa menjawab: “Sesungguhnya semua ibadahku adalah untuk-Mu, Ya Allah.” “Tidak demikian halnya, Wahai Musa,” Allah menukas, “semua ibadahmu itu tak lain untukmu sendiri.” Dalam kebingungan, Nabi Musa bertanya, “Gerangan apakah ibadahku untuk-Mu?” Maka Allah menjawab: “Memasukkan rasa bahagia kepada orang yang hancur hatinya.”

Dialog Allah dengan Nabi Musa ini dengan gamblang menjelaskan alasan mengapa Allah menjadikan puasa sebagai satu-satunya ibadah manusia untuk-Nya. Yakni, adalah ibadah puasda yang hikmahnya mendorong pelakunya untuk memiliki empati kepada fakir-miskin dan, dengan demikian, berupaya untuk melakukan upaya-upaya mengatasi kemiskinan dan kefakiran mereka.

Sebuah hadis persis mengajarkan kepada kita mengenai hal ini:

“Hikmah yang terdapat dalam ibadah puasa adalah agar ... Allah memberikan persamaan antara hamba-Nya, agar orang kaya bisa merasakan kepedihan lapar dan rasa sakitnya, agar mereka dapat merendahkan hatinya di hadapan orang lemah, dan mengasihani yang fakir."

Dalam analisis selanjutnya, puasa dapat disebut sebagai bentuk atau manifestasi paling lengkap dari keberagamaan kita. Pernah ulama besar Nusantara, Syekh Yusuf Makassari, menjalin beberapa hadis untuk menunjukkan apa sebenarnya hakikat agama itu.

“Agama adalah mengenal Allah (ma’rifatul-lah). Mengenal Allah adalah berlaku dengan akhlak (yang baik). Akhlak (yang baik) adalah menghubungkan tali kasih sayang (silatur­ra­him). Dan silaturrahim adalah ‘memasukkan rasa bahagia di hati saudara (sesama) kita (idkhalus-surur fi qalbil-ikhwan)’”.

Dari jalinan hadis tersebut di atas tampil dengan jelas betapa sesungguhnya hakikat-puncak keberagamaan adalah berbuat baik kepada sesama manusia, menghilangkan kesulitan dan mendatangkan kebahagiaan mereka. Kiranya ini bukan suatu penemuan yang mengejutkan. Karena bukankah memang ini misi kerasulan Muhammad?

“Dan tak akan Kami utus engkau (Muhammad) kecuali untuk menebarkan kasih-sayang ke atas semesta alam.”

          Maka, marilah kita jalani ibadah puasa dengan kesadaran penuh akan hikmah yang mesti kita serap darinya. Yakni empati dan solidaritas sosial kepada sesama, khususnya kepada para fakir-miskin yang masih terserak di negeri ini, disekitar kita. Karena, tanpa itu semua, bukan hanya tak ada yang kita peroleh dari kesusahan berpuasa kita “kecuali lapar dan dahaga”. Alih-alih takwa -yakni keadaan “sadar Allah” di mana dan kapan pun kita berada”, yang difirmankan sebagai tujuan ibadah puasa jangan-jangan ia malah menegaskan bahwa keberagamaan kita sesungguhnya tak memiliki landasan keimanan apa-apa, seperti sabda Nabi-Nya:


“Tak beriman seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan.” 

LIFE STORY


Initiate a life story from childhood to adulthood Q, qu life story up to now be a part of life that was never forgotten. Q life of a simple family, lives in a village far behind that could be said about about 40-45 KM from the city area.

Life as a child lived with both parents and siblings remote village, we varied activities, planting season we often stay disawah even for months, that habit even years we did because our parents live well. As a farmer would expect good crops and not a lot of capital out, which is why we were invited to stay disawah even Q and other relatives also live disawah for a while, even to go to school any of the fields.

Since then studied at SDN Q Mamak District Lopok continue to junior high school who is now a 1 Lape Lape SMP 1. Qu future life that feels meaningful. Because of the time people stay at home SMP Q because no other way if you want to go back to school, would not want to stay home with the duties and responsibilities given, morning sweep, nyiram yard, even go rice paddy. Q doing the routine for 3 years with patience.

After finishing junior high school asked the same Q dibiayi parents to get to high school, the desire Q sanctioned parent but there are conditions. Requirement Qpun told to stay home those excuses both cost reduction and even an older sibling of Q was treated as such. But the high school level Q sitting in high school only lasted only 1 year, unconsciously Q rarely even go to school until the school decided not to continue the high school level. Without any sense of remorse. If the language is now "Not Important Important School Hepi".

Q live day by day. Regret arrived when it was in the family can be said to be Q itself is not finishing school at the high school level, while Q is not so naughty or perhaps because of the association of his initial Q innocent turn into a brutal and often do not hear the words of the old man. To the extent that Q decided not to live with his parents. Even the Q life lived for 2 years, not living with both parents and siblings. Days, weeks, months and years of life changing journey accompany Q. It is true that the word certainly as strong-strong rock burst, this maxim is simple but has a series of important significance in the life Qu.
Feeling embarrassed arrived, sabagai a man who entered adolescence hasra love emerges but occasionally got exams and ridicule in the family, in society if not Q school, no woman wants. My heart is wavering. Want to find a girlfriend find a girlfriend diejekin not say do not sell well. Ah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, hard to really live Q that period.

5 mid months of 2005 Qu was invited friends to come to school to pursue a high school equivalency education and eventually it was also told to take the exam Q directly in the 6 months of 2006 which happened to Q school class graduated from high school that year. And Q were awarded diplomas. Compassion should be a lot of embarrassment and pride also comes to mind because Qu already hold a high school diploma.

7 In 2007, too, migrated to Q jogja with cousins ​​who want kulia there while Q was originally just looking for a new job with a diploma Qu. Once dijogja lived for a while with a cousin in the yellow building Bantul. A month after that that kebutulan capital although Q has little cousin Q Q ditawarin to do business in the region magelang Q pulza immediately agreed, because the intention of finding a job in a big city that is known for his student city. Q was moved to Magelang. Q friend's place who had earlier pulza business and has hired the counter though. Q When was glad to have the business with their own capital. But what else is unthinkable happens, problems were emerging rapidly. Q is initially live in a rental house owned by brothers friend Q is used daily as a place to make kejarajinan by local people. Q expelled by kak friend who knows what the problem is. Q was asking for help pak pak ustad called pesantren owners. Site happened to live next to the house where Q first.

Q is allowed to stay at the boarding school following any activity praturan and boarding it. Am to sora's friends dipondok the school while Q went to the counter to sell pulza, his new night-Q joined the lodge activities.

Q After one month stay in the cottage, Hp Q Q ring after a check turned out of the village to call mother Qu update if there is a family that died. Qu careful not occasional sadness accompany calm days Q. The next day the Hp Q have a poorer sound again called my Q is kulia dimataram. After the Q lift and start the conversation asked about the Q and Q sent home by offering Q to continue on to Higher Education Study, Q was asked in a tone of wonder, if I could I kulia while Q only had a diploma Package C? Q brother replied: Yes. Continue to charge that Q kulia from where? Q brother replied: entar we find that important you come home she says. Occasional brother Qu parents convey messages to not go away when he went away with the goal of finding a job better kulia. Q was agreed and agreed to return as long as Q sent money to go home? with a loud tone. Q brother replied: dikirimin important tomorrow you come home she says.

Q diperantauan life without even thinking skill is difficult because there is no work to be done. After the money go kerekening Q dikirimin was rushed to return to Q kulia deal next year.
A week after the new Q magelang left town heading Jogja which happens a few clothes left contracted Q QU cousin. Qu kesumbawa took his leave to come home and tell you about the intentions of the parents who want to continue the study membiayi Qu. Cousin Q u agree and deliver Qu keterminal bus.

Years has changed and entered 2008 which coincided with new admissions, Qu said goodbye with a parent who happens to kemataram Q brother most of the schools there. Parents also agree that Q Q berangkan and prepared all the needs and costs Q kemataram departure to continue the study. Several months after dimataram and enroll in a college that happens to your place Qu Q S1 education was registered to a prospective student. After the Q test and the waiting time after admission following testing and Q accepted into the campus. Call it IAIN Mataram Campus Faculty of Da'wa and communication that happens to Q ngambil Islamic Community Development Department. And the information that Q can be calculated that the faculty of the new school campus was the number of students who still minimal alias bit.

Kulia period also occurred beginning with the introduction of the Academic Orientation period (OSPEK), the event is mandatory for all new students enroll either campus where Q and other campus. Q perkulihan period begins and happy to be busy studying for school again though no formal schooling in high school but Q can continue their studies in accordance with the government program.

Happiness was not unstoppable in addition to kulia and close with a girlfriend who happen to have a long Q know. Happy,,,,,,,,,,,,,,,, happy,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, happy.

But months later,,,,,,,,,,,!!!!!!!!!!!!!!! What happens after a few months kulia Qu Q Q ill father heard loud and Q were sent home. Q also according menjengguk home parents who lay crumple hospital. Since then Q would carry out final exams. Therefore, routine sick parent Q Q Q as a freshman was to leave and go home kesumbawa menjengguk parents. Q At that time of 12 hours and nyampe mataram hospital sumbawa long break at 5 for that journey.

Q saw father lying sad. A few weeks later he was asked to take home and told not to come home under our place to stay but asked to return home following his brother who lived in the eastern part of Sumbawa Marketers call it a village. But what happens turns what might have been looking to him to be sent there in contrast to our expectations of the family. A week later he ended his life with a breath trakhir on Thursday 23rd June 2009 at 05 pm. We are devastated by his departure that happen to his children no menage. But alas all efforts to cure him we have done with the help and advice another family but God wills. Setela father was buried after 3 days Q also said goodbye to the family that was there with a challenging and sometimes even tears of derision from someone who told me not to continue the study because no finance. But the brother and mother approved the trip Qu Q transform and continue the study until the message is complete accord with the father while still alive.

Qu was Behind kemataram although some people forbid Q Q to go but not menghiraukannnya. Day after day live with roughing Qu and Qu deprivation was trying to study and continue the next day after being dimataram Qu directly overlooking pack Sekjur father's call it "WINENGAN, M.SI" to mencerikan my situation was. In our conversation he was ready to help with the costs kulia when it happened to me that I take the exam end of semester 2. By the rules of the students who sat in the 2nd half can not get help because of the limits of education that students receive a study aid for students who can not afford half 3 but because of the honesty and the desire to complete the study as it helped me and proposed to get a scholarship for students in the category able that although Qu GPA when it reaches 3.oo. From there I was relieved because I was able to charge enough to pay the tuition fees for a year without asking again the same parents.

Entering semesters 3 to 4 Qu also received educational assistance but not aid to poor student category again but entered the category of student achievement because my GPA reaches 3:32 according stardar the grantee and the approach I did with the help of friends and professors in college external organizations.

Stepping on my 4th semester brought in by friend Q's call it the "Friends Hakan THANKSGIVING" which at that time he was already half over Q. In our conversation dikos that time I was offered to run for chairman of the faculty senate either anggin what brings friends Q, but it's good intentions that next week new Q Qu responsible for the mind as a campus activist who supposedly his story many could not complete the study because of density of activity. A month later at the level of the internal elections which happens when the Q is often followed extra-campus activities organizations call it "PMII", even though it has not become cadres but Q Qu name proposed to be a candidate in the election of the proposed faculty senate at that time. Q is already at that time tawarin agreed with guided notes and be accompanied. Q was willing to fight with friends of his own and diinternal PMII, but what happens the results of prospective Q won the sound of rival Q and fully sanctioned and supported by PMII period 2010-2011 as a candidate for the senate and the senate election process was held with candidates including 3 brothers Zainuddin (cadre HMI), Zulfahmi (PMII cadre organization which does not carry out the mandate). And Q's call it so complete (Hamdan cadres who have the blessing PMII PMII). Khikmat the election process with stages that are provided by the Student Elections Committee Executive Committee (KPPM) or see gambat ballot:





Then the next stage is the stage of the campaign carried out by each candidate during the week and Q with immediate team approach even by chance that there are some students who are currently in kediri Q kulia was campaigning there. And the day before an election committee to prepare candidates debate show performed on the 1st floor IAIN mataram campus and attended by all students of the Faculty of Da'wa and Communication. Debate process was running smoothly. The next day it entered the voting day and continued with the vote count was attended by Vice Dean 3 FDK time father Abdul Wahid, M.Ag. And the result is very satisfactory, hard work and strategy is not worth it because while Q menggungguli 2 other candidates with a sound difference so far. The inauguration was done and administrators breakthrough program is run.

But all is certainly not alone Q do the hard work and the help of friends is a new step for Q to lead the senate FDK for one period, what say with good intentions and work and who never miss kulia though campus activity and task performed unbelievably dense not relieve the hard work of college untu still finish on time, proved to be some of the achievements that Q can either Supersemar scholarship, scholarship biasiswa achievement to PT. NNT also conduct Q on the campus trakhir IAIN Mataram. Q proven entered in 2008 and was able to finish the study in 2012 S1 4 months (study 3.5 years since graduation Q undue force 10 months in accordance with the academic calendar).

It was all thanks to the hard work and sincerity, help and guidance of friends / i volunteers, alumni and senior PMII, the lecturers especially late father. Drs. H Hasan Mustafa, M.Ag (former Dean of the 2 period), the father of DR. H. Abdullah Subhan Acim, MA, (Dean FDK now), the father of DR. Fahrorrozi, M.A father of M. Saleh Ending (faculty lecturer tarbiyah now a doctoral candidate UGM), Mrs. Nkmatullah, MA (Doctoral candidate Australia) and the father / mother the other lecturers. They all always give suport to Q in both the Senate and the Dalan completed the study. All of it is a valuable experience for themselves the Q to be doing and learn as humans living above shortcomings and always decorated by khilafan.

KISAH HIDUP




Mengawali sebuah cerita kehidupan dari kecil hingga Q beranjak dewasa, kisah kehidupan qu sampai saat ini menjadi bagian hidup yang tak pernah terlupakan. Q hidup dari keluarga sederhana, tinggal disebuah kampung yang bisa dikatakan jauh tertinggal sekitar kurang lebih 40-45 KM dari wilayah kota.

Kehidupan semenjak kecil tinggal bersama kedua orang tua dan saudara didesa terpencil, aktivitas kami beragam, dimusim tanam kami sering tinggal disawah bahkan sampai berbulan-bulan, kebiasaan itu bahkan bertahun-tahun kami lakukan karena orang tua kami hidup berkecukupan. Sebagai seorang petani tentu mengharapkan hasil pertanian yang baik dan tidak banyak modal yang keluar, itulah sebabnya kami diajak tinggal disawah bahkan Q dan saudara yang lain juga ikut tinggal disawah untuk sementara, bahkan pergi kesekolah pun dari sawah.

Semenjak itu Q mengenyam pendidikan di SDN Mamak Kecamatan Lopok melanjutkan sekolah ke SLTP 1 Lape yang sekarang menjadi SMP 1 Lape. Dimasa itulah kehidupan Qu terasa berarti. Karena waktu SMP Q tinggal dirumah orang karena tidak ada jalan lain kalau mau melanjutkan sekolah, mau tidak mau harus tinggal dirumah orang dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, pagi nyapu,nyiram halaman, bahkan sampai pergi kesawah menanam padi. Rutinitas itu Q lakukan selama 3 tahun dengan penuh kesabaran.
Setelah tamat SMP Q minta sama orang tua untuk dibiayi sampai ke tingkat SMA, keinginan Q direstui orang tua tapi ada syaratnya. Syaratnya Qpun disuruh tinggal dirumah orang dalih-dalih pengurangan biaya bahkan kedua saudara yang lebih tua dari Q pun diperlakukan seperti itu. Namun ditingkat SMA Q hanya bertahan duduk dibangku SMA hanya 1 tahun, tanpa sadar Q jarang masuk sekolah bahkan sampai memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ditingkat SMA. Tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun. Kalo bahasa sekarang “ Sekolah Gak Penting Yang Penting Hepi”.

Hari demi hari Q jalani. Penyesalan pun tiba disaat itu di kalangan keluarga bisa dikatakan Q sendiri yang tidak menyelesaikan sekolah di tingkat SMA, padahal Q tidak begitu nakal atau mungkin karena pergaulan Q yang awal-nya lugu berubah menjadi brutal dan sesering tidak mendengar kata-kata orang tua. Sampai-sampai Q memutuskan untuk tidak tinggal bersama orang tua. Bahkan Kehidupan itu Q jalani selama 2 tahun, tidak tinggal bersama kedua orang tua dan saudara. Hari, minggu, bulan dan tahun berganti mengiringi perjalan hidup Q. Memang benar kata orang sekuat-kuat batu pasti pecah, pepatah ini sederhana namun memiliki sederet makna penting dalam kehidupan Qu.

Perasa malu pun tiba, sabagai seorang laki-laki yang masuk masa remaja hasra cinta pun muncul tetapi sesekali mendapat ujian dan ejekan dikeluarga, di masyarakat kalau Q gak sekolah, tidak ada wanita yang mau. Hatiku bimbang. Mau cari pacar diejekin gak cari pacar dibilang gak laku. Ah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,susah benar hidup Q masa itu.

Dipertengahan bulan 5 tahun 2005 Qu pun diajak teman untuk ikut sekolah lagi guna mengejar pendidikan penyetaraan SMA dan akhirnya saat itu pula Q langsung disuruh mengikuti ujian pada pada bulan 6 tahun 2006 yang kebetulan angkatan sekolah Q tamat SMA tahun itu juga. Dan Q pun diberikan ijazah. Rasa haru mesti banyak malu dan rasa bangga pun muncul dalam benak Qu karena sudah pegang ijazah SMA.

Pada bulan 7 tahun 2007  Q pun ikut merantau ke jogja bersama sepupu yang mau kulia disana sementara Q awalnya hanya mencari kerja dengan ijazah yang baru Qu. Sesampai dijogja tinggal untuk sementara dengan sepupu di wilayah gedung kuning bantul. Sebulan setelah itu yang kebutulan Q punya modal yang meskipun sedikit Q ditawarin sepupu Q untuk berbisnis pulza diwilayah magelang Q langsung setuju, karena niat mencari pekerjaan dikota besar yang dikenal dengan kota pelajarnya. Q pun hijrah ke magelang. Ditempat itu teman Q yang sudah lebih awal berbisnis pulza dan memiliki konter meskipun disewa. Saat itu Q senang punya usaha dengan modal sendiri. Namun apa yang terpikirkan lain yang terjadi, masalah pun bermunculan dengan cepat. Q yang awalnya tinggal disebuah rumah sewa milik saudara teman Q yang keseharian dipakai sebagai tempat membuat kejarajinan oleh warga sekitar. Diusir oleh kak teman Q entah apa masalahnya. Q pun meminta tolong pak pak ustad sebutan pemilik pesantren. Lokasinya kebetulan disamping rumah tempat Q tinggal dulu.

Q pun diijinkan untuk tinggal di pondok pesantren itu dengan mengikuti segala praturan dan aktivitas pesantren itu. Pagi sampai sora teman-teman yang ada dipondok tersebut sekolah sementara Q pergi ke konter untuk berjualan pulza, malam-nya baru Q ikut kegiatan pondok.
Setelah satu bulan Q tinggal di pondok itu, Hp Q berdering setelah Q cek ternyata ibu Qu dari kampung menelepon mengabari kalau ada keluarga yang  meninggal. Hati Qu tidak tenang sesekali kesedihan mengiringi hari-hari Q. Keesokan harinya Hp yang Q miliki berbunyi lagi tenyata yang menelepon saudara Q yang kulia dimataram. Setelah Q angkat dan dimulainya pembicaraan menanyakan keadaan Q dan menyuruh Q pulang dengan menawarkan Q untuk melanjutkan Study ke Perguruan Tinggi, Q pun bertanya dengan nada heran, apakah bisa aku kulia sementara Q hanya punya ijazah Paket C ? kakak Q pun menjawab: Bisa. Terus biaya kalau Q kulia dari mana ? kakak Q menjawab : entar kita cari yang penting kamu pulang katanya. Sesekali kakak Qu menyampaikan pesan orang tua untuk tidak pergi jauh kalau pergi jauh dengan tujuan mencari pekerjaan lebih baik kulia. Q pun mengiyakan dan setuju untuk pulang asalkan Q dikirim Uang untuk pulang ?  dengan nada lantang. Kakak Q menjawab: besok dikirimin yang penting kamu pulang katanya.

Q pun berfikir hidup diperantauan tanpa skill memang susah karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. Setelah uang yang dikirimin masuk kerekening Q pun bergegas untuk pulang dengan kesepakatan tahun depan Q kulia.

Seminggu setelah itu Q baru meninggalkan kota magelang menuju Jogja yang kebetulan beberapa pakaian Q tertinggal dikontrakan sepupu QU. Qu pun berpamitan untuk pulang kesumbawa dan memberitahukan tentang niat orang tua yang mau membiayi Qu untuk melanjutkan study. Sepupu Q u setuju dan mengantarkan Qu keterminal bus.

Tahun telah berganti dan memasuki tahun 2008 yang bertepatan dengan penerimaan mahasiswa baru, Qu pamit dengan orang tua untuk kemataram yang kebetulan saudara Q yang paling besar sekolah disana. Orang tua Q pun setuju kalau Q berangkan dan dipersiapkan segala keperluan dan biaya keberangkatan Q kemataram guna melanjutkan study. Beberapa bulan setelah dimataram dan mendaftar di sebuah kampus yang kebetulan tempat saudara Q mengenyam pendidikan S1 Qu pun didaftarkan untuk menjadi calon mahasiswa. Setelah itu Q menunggu waktu tes dan setelah mengikuti testing penerimaan mahasiswa baru dan Q diterima masuk dikampus tersebut. Sebut saja Kampus IAIN Mataram Fakultas Dakwah dan komunikasi yang kebetulan Q ngambil Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Dan informasi yang Q dapat bahwa fakultas tersebut terbilang fakultas baru dikampus itu dengan jumlah mahasiswa yang masih minim alias sedikit.

Masa kulia pun berlansung yang diawali dengan masa Orientasi Pengenalan Akademik (OSPEK), kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru baik dikampus tempat Q mendaftar maupun dikampus lain. Masa perkulihan dimulai dan Q sibuk belajar karena senang bisa sekolah lagi meskipun tidak sekolah formal waktu di SMA tapi Q bisa melanjutkan studi sesuai dengan program pemerintah.

Kebahagian pun tidak terbendung disamping bisa kulia dan dekat dengan pacar yang kebetulan sudah lama Q kenal. Senang,,,,,,,,,,,,,,,,senang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,bahagia.

Namun berselang bulan ,,,,,,,,,,,!!!!!!!!!!!!!!! Apa yang terjadi setelah beberapa bulan Q kulia Qu mendapat kabar bapak Q sakit keras dan Q disuruh pulang. Q pun nurut pulang menjengguk orang tua yang terbaring remas dirumah sakit. Semenjak itu Q mau melaksanakan ujian akhir semester. Oleh karena orang tua Q sakit rutinitas Q sebagai mahasiswa baru pun Q tinggalkan dan pulang kesumbawa untuk menjengguk orang tua. Waktu itu Q dari mataram jam 12 dan nyampe rumah sakit sumbawa jam 5 karena lama istirahat diperjalanan.

Melihat bapak yang terbaring Q sedih. Beberapa minggu kemudian beliau minta dibawa pulang dan diminta untuk tidak dibawah pulang kerumah tempat kami tinggal tapi minta dibawah pulang ke tempat saudaranya yang tinggal di wilayah sumbawa bagian timur sebut saja desa Pemasar. Namun apa yang terjadi ternyata apa yang diingginkan oleh beliau untuk dibawa kesana berbeda dengan harapan kami keluarga. Seminggu kemudian beliau mengakhiri hidupnya dengan menghembuskan nafas trakhir pada hari kamis tanggal 23 juni 2009 jam 05 wita. Kami terpukul dengan kepergian beliau yang kebetulan anak-anak beliau belum ada berumah tangga. Tetapi apa daya segala upaya untuk menyembuhkan beliau sudah kami lakukan dengan bantuan dan saran keluarga tapi tuhan berkehendak lain. Setela itu pasca 3 hari bapak dimakamkan Q pun pamit dengan keluarga yang ada disana dengan penuh tantangan dan linangan air mata bahkan sesekali ejekan dari seseorang yang menyuruh saya untuk tidak melanjutkan study karena tidak ada yang membiayai. Namun saudara dan ibu Q merestui perjalanan Qu unuk melanjutkan study sampai selesai sesuai denga pesan bapak saat masih hidup.

Qu pun balik kemataram meski beberapa orang melarang Q untuk pergi tetapi Q tidak menghiraukannnya. Hari demi hari Qu jalani dengan hidup seadanya dan serba kekurangan Qu pun berusaha untuk tetap melanjutkan study dan keesokan hari setelah berada dimataram Qu langsung menghadap pak Sekjur sebut saja bapak “ WINENGAN, M.SI” untuk mencerikan keadaan saya sebenarnya. Dalam perbincangan kami beliau siap membantu biaya kulia saya yang kebetulan saat itu saya mengikuti ujian akhir semester 2. Secara aturan mahasiswa yang duduk di semester 2 belum bisa mendapatkan bantuan pendidikan karena batas mahasiswa yang menerima bantu study untuk mahasiswa yang tidak mampu semester 3 tapi karena kejujuran dan keinginan yang besar untuk menyelesaikan study saat itu saya dibantu dan diusulkan untuk mendapatkan beasiswa untuk katagori mahasiswa kurang mampu yang meskipun IPK Qu saat itu mencapai 3.oo. Dari situlah saya merasa lega karena biaya yang saya dapat cukup untuk membayar biaya SPP selama setahun tanpa minta lagi sama orang tua.

Memasuki semester 3 sampai 4 Qu pun mendapat bantuan pendidikan tapi bukan bantuan untuk katagori mahasiswa miskin lagi tetapi masuk katagori mahasiswa prestasi karena IPK saya mencapai 3.32 sesuai stardar penerima beasiswa tersebut dan pendekatan yang saya lakukan dengan dosen dan dibantu para sahabat di organisasi eksternal kampus.

Menginjak semester 4 saya di datangkan oleh sahabat Q sebut saja “ SAHABAT HAKAN SYUKUR” yang saat itu dia sudah semester diatas  Q. Dalam perbincangan kami dikos waktu itu saya ditawari untuk mencalonkan diri sebagai ketua senat fakultas entah anggin apa yang membawa sahabat Q, namun niat yang baiknya itu seminggu berikutnya baru Qu jawab karena pikiran Q sebagai aktivis kampus yang konon cerita nya banyak yang tidak bisa menyelesaikan study karena padatnya aktivitas. Sebulan kemudian dilakukan pemilihan di tingkat internal yang kebetulan saat itu Q sering mengikuti aktivitas organisasi ekstra kampus sebut saja “PMII”, meskipun saat itu Q belum menjadi kader tapi nama Qu diusulkan untuk menjadi kandidat yang di usulkan dalam pemilihan senat fakultas waktu itu. Q yang sudah di tawarin waktu itu mengiyakan dengan catatan dibimbing dan didampinggi. Q pun bersedia dan bertarung dengan sahabat sendiri diinternal PMII, tapi apa yang terjadi hasil penjaringan calon Q menang satu suara dari rival Q dan direstui serta didukung penuh oleh PMII sebagai calon senat priode 2010-2011 dan proses pemilihan senat pun berlangsung dengan 3 kandidat diantaranya saudara Zainuddin (kader HMI), Zulfahmi (kader PMII yang tidak menjalankan amanah organisasi). Dan Q sebut saja supaya lengkap (HAMDAN kader PMII yang mendapat restu PMII). Proses pemilihan berlangsung khikmat dengan tahapan-tahapan yang disediakan oleh panitia Komisi Pelaksana Pemilihan Mahasiswa (KPPM) atau lihat gambat surat suara :






Kemudian tahapan selanjutnya yaitu tahapan kampanye yang dilakukan oleh masing-masing calon selama seminggu dan Q bersama Tim langsung melakukan pendekatan bahkan yang secara kebetulan ada sebagian mahasiswa yang saat ini kulia di kediri Q pun melakukan kampanye kesana. Dan sehari sebelum melakukan pemilihan panitia menyiapkan acara Debat kandidat calon yang dilakukan di lantai 1 kampus IAIN mataram dan diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Proses debat pun berjalan lancar. Keesokan hari nya memasuki hari pencoblosan dan dilanjutkan dengan penghitungan suara yang dihadiri oleh pembantu dekan 3 FDK waktu itu bapak Abdul Wahid, M.Ag. Dan hasilnya sangat memuaskan, kerja keras dan strategi tidak sia-sia karena saat itu Q menggungguli 2 calon lain dengan selisih suara yang begitu jauh. Pelantikan pengurus pun dilakukan dan program trobosan pun dijalankan.

Tetapi semua tentu bukan sendiri Q lakukan kerja keras dan bantuan sahabat-sahabat merupakan langkah baru bagi Q untuk memimpin senat FDK selama satu priode, apa dikata dengan niat dan kerja yang baik serta kulia yang tak pernah ketinggalan meskipun aktivitas kampus dan tugas yang diemban sangan padat tidak mengurangi rasa kerja keras untu tetap menyelesaikan kulian tepat waktu, terbukti beberapa prestasi yang Q dapat baik dari beasiswa supersemar, biasiswa prestasi sampai beasiswa PT. NNT pun menghantarkan Q pada proses trakhir dikampus IAIN mataram. Terbukti Q masuk tahun 2008 dan mampu menyelesai study S1 tahun 2012 bulan 4 (studi 3.5 tahun karena semestinya angkatan Q wisuda bulan 10 sesuai dengan kalender akademik).


Itu semua berkat kerja keras dan keikhlasan, bantuan dan bimbingan sahabat/i kader, alumni dan senior PMII, para dosen terutama bapak alm. Drs. H Hasan Mustafa, M.Ag (mantan Dekan 2 priode), bapak DR. H. Subhan Abdullah Acim, M.A, (Dekan FDK sekarang), bapak DR. Fahrorrozi, M.A bapak M. Saleh Ending (dosen fakultas tarbiyah sekarang kandidat doktor UGM), Ibu Nkmatullah, M.A (kandidat Doktor Australia) dan bapak /ibu dosen yang lain. Mereka semua selalu memberikan suport kepada Q baik di senat maupun dalan menyelesaikan study. Semua itu merupakan pengalaman berharga bagi diri Q untuk lebih berbuat dan belajar karena manusia hidup diatas kekurangan dan selalu dihiasi oleh khilafan.