Selasa, 09 Juli 2013

KISAH HIDUP




Mengawali sebuah cerita kehidupan dari kecil hingga Q beranjak dewasa, kisah kehidupan qu sampai saat ini menjadi bagian hidup yang tak pernah terlupakan. Q hidup dari keluarga sederhana, tinggal disebuah kampung yang bisa dikatakan jauh tertinggal sekitar kurang lebih 40-45 KM dari wilayah kota.

Kehidupan semenjak kecil tinggal bersama kedua orang tua dan saudara didesa terpencil, aktivitas kami beragam, dimusim tanam kami sering tinggal disawah bahkan sampai berbulan-bulan, kebiasaan itu bahkan bertahun-tahun kami lakukan karena orang tua kami hidup berkecukupan. Sebagai seorang petani tentu mengharapkan hasil pertanian yang baik dan tidak banyak modal yang keluar, itulah sebabnya kami diajak tinggal disawah bahkan Q dan saudara yang lain juga ikut tinggal disawah untuk sementara, bahkan pergi kesekolah pun dari sawah.

Semenjak itu Q mengenyam pendidikan di SDN Mamak Kecamatan Lopok melanjutkan sekolah ke SLTP 1 Lape yang sekarang menjadi SMP 1 Lape. Dimasa itulah kehidupan Qu terasa berarti. Karena waktu SMP Q tinggal dirumah orang karena tidak ada jalan lain kalau mau melanjutkan sekolah, mau tidak mau harus tinggal dirumah orang dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan, pagi nyapu,nyiram halaman, bahkan sampai pergi kesawah menanam padi. Rutinitas itu Q lakukan selama 3 tahun dengan penuh kesabaran.
Setelah tamat SMP Q minta sama orang tua untuk dibiayi sampai ke tingkat SMA, keinginan Q direstui orang tua tapi ada syaratnya. Syaratnya Qpun disuruh tinggal dirumah orang dalih-dalih pengurangan biaya bahkan kedua saudara yang lebih tua dari Q pun diperlakukan seperti itu. Namun ditingkat SMA Q hanya bertahan duduk dibangku SMA hanya 1 tahun, tanpa sadar Q jarang masuk sekolah bahkan sampai memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ditingkat SMA. Tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun. Kalo bahasa sekarang “ Sekolah Gak Penting Yang Penting Hepi”.

Hari demi hari Q jalani. Penyesalan pun tiba disaat itu di kalangan keluarga bisa dikatakan Q sendiri yang tidak menyelesaikan sekolah di tingkat SMA, padahal Q tidak begitu nakal atau mungkin karena pergaulan Q yang awal-nya lugu berubah menjadi brutal dan sesering tidak mendengar kata-kata orang tua. Sampai-sampai Q memutuskan untuk tidak tinggal bersama orang tua. Bahkan Kehidupan itu Q jalani selama 2 tahun, tidak tinggal bersama kedua orang tua dan saudara. Hari, minggu, bulan dan tahun berganti mengiringi perjalan hidup Q. Memang benar kata orang sekuat-kuat batu pasti pecah, pepatah ini sederhana namun memiliki sederet makna penting dalam kehidupan Qu.

Perasa malu pun tiba, sabagai seorang laki-laki yang masuk masa remaja hasra cinta pun muncul tetapi sesekali mendapat ujian dan ejekan dikeluarga, di masyarakat kalau Q gak sekolah, tidak ada wanita yang mau. Hatiku bimbang. Mau cari pacar diejekin gak cari pacar dibilang gak laku. Ah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,susah benar hidup Q masa itu.

Dipertengahan bulan 5 tahun 2005 Qu pun diajak teman untuk ikut sekolah lagi guna mengejar pendidikan penyetaraan SMA dan akhirnya saat itu pula Q langsung disuruh mengikuti ujian pada pada bulan 6 tahun 2006 yang kebetulan angkatan sekolah Q tamat SMA tahun itu juga. Dan Q pun diberikan ijazah. Rasa haru mesti banyak malu dan rasa bangga pun muncul dalam benak Qu karena sudah pegang ijazah SMA.

Pada bulan 7 tahun 2007  Q pun ikut merantau ke jogja bersama sepupu yang mau kulia disana sementara Q awalnya hanya mencari kerja dengan ijazah yang baru Qu. Sesampai dijogja tinggal untuk sementara dengan sepupu di wilayah gedung kuning bantul. Sebulan setelah itu yang kebutulan Q punya modal yang meskipun sedikit Q ditawarin sepupu Q untuk berbisnis pulza diwilayah magelang Q langsung setuju, karena niat mencari pekerjaan dikota besar yang dikenal dengan kota pelajarnya. Q pun hijrah ke magelang. Ditempat itu teman Q yang sudah lebih awal berbisnis pulza dan memiliki konter meskipun disewa. Saat itu Q senang punya usaha dengan modal sendiri. Namun apa yang terpikirkan lain yang terjadi, masalah pun bermunculan dengan cepat. Q yang awalnya tinggal disebuah rumah sewa milik saudara teman Q yang keseharian dipakai sebagai tempat membuat kejarajinan oleh warga sekitar. Diusir oleh kak teman Q entah apa masalahnya. Q pun meminta tolong pak pak ustad sebutan pemilik pesantren. Lokasinya kebetulan disamping rumah tempat Q tinggal dulu.

Q pun diijinkan untuk tinggal di pondok pesantren itu dengan mengikuti segala praturan dan aktivitas pesantren itu. Pagi sampai sora teman-teman yang ada dipondok tersebut sekolah sementara Q pergi ke konter untuk berjualan pulza, malam-nya baru Q ikut kegiatan pondok.
Setelah satu bulan Q tinggal di pondok itu, Hp Q berdering setelah Q cek ternyata ibu Qu dari kampung menelepon mengabari kalau ada keluarga yang  meninggal. Hati Qu tidak tenang sesekali kesedihan mengiringi hari-hari Q. Keesokan harinya Hp yang Q miliki berbunyi lagi tenyata yang menelepon saudara Q yang kulia dimataram. Setelah Q angkat dan dimulainya pembicaraan menanyakan keadaan Q dan menyuruh Q pulang dengan menawarkan Q untuk melanjutkan Study ke Perguruan Tinggi, Q pun bertanya dengan nada heran, apakah bisa aku kulia sementara Q hanya punya ijazah Paket C ? kakak Q pun menjawab: Bisa. Terus biaya kalau Q kulia dari mana ? kakak Q menjawab : entar kita cari yang penting kamu pulang katanya. Sesekali kakak Qu menyampaikan pesan orang tua untuk tidak pergi jauh kalau pergi jauh dengan tujuan mencari pekerjaan lebih baik kulia. Q pun mengiyakan dan setuju untuk pulang asalkan Q dikirim Uang untuk pulang ?  dengan nada lantang. Kakak Q menjawab: besok dikirimin yang penting kamu pulang katanya.

Q pun berfikir hidup diperantauan tanpa skill memang susah karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. Setelah uang yang dikirimin masuk kerekening Q pun bergegas untuk pulang dengan kesepakatan tahun depan Q kulia.

Seminggu setelah itu Q baru meninggalkan kota magelang menuju Jogja yang kebetulan beberapa pakaian Q tertinggal dikontrakan sepupu QU. Qu pun berpamitan untuk pulang kesumbawa dan memberitahukan tentang niat orang tua yang mau membiayi Qu untuk melanjutkan study. Sepupu Q u setuju dan mengantarkan Qu keterminal bus.

Tahun telah berganti dan memasuki tahun 2008 yang bertepatan dengan penerimaan mahasiswa baru, Qu pamit dengan orang tua untuk kemataram yang kebetulan saudara Q yang paling besar sekolah disana. Orang tua Q pun setuju kalau Q berangkan dan dipersiapkan segala keperluan dan biaya keberangkatan Q kemataram guna melanjutkan study. Beberapa bulan setelah dimataram dan mendaftar di sebuah kampus yang kebetulan tempat saudara Q mengenyam pendidikan S1 Qu pun didaftarkan untuk menjadi calon mahasiswa. Setelah itu Q menunggu waktu tes dan setelah mengikuti testing penerimaan mahasiswa baru dan Q diterima masuk dikampus tersebut. Sebut saja Kampus IAIN Mataram Fakultas Dakwah dan komunikasi yang kebetulan Q ngambil Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Dan informasi yang Q dapat bahwa fakultas tersebut terbilang fakultas baru dikampus itu dengan jumlah mahasiswa yang masih minim alias sedikit.

Masa kulia pun berlansung yang diawali dengan masa Orientasi Pengenalan Akademik (OSPEK), kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru baik dikampus tempat Q mendaftar maupun dikampus lain. Masa perkulihan dimulai dan Q sibuk belajar karena senang bisa sekolah lagi meskipun tidak sekolah formal waktu di SMA tapi Q bisa melanjutkan studi sesuai dengan program pemerintah.

Kebahagian pun tidak terbendung disamping bisa kulia dan dekat dengan pacar yang kebetulan sudah lama Q kenal. Senang,,,,,,,,,,,,,,,,senang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,bahagia.

Namun berselang bulan ,,,,,,,,,,,!!!!!!!!!!!!!!! Apa yang terjadi setelah beberapa bulan Q kulia Qu mendapat kabar bapak Q sakit keras dan Q disuruh pulang. Q pun nurut pulang menjengguk orang tua yang terbaring remas dirumah sakit. Semenjak itu Q mau melaksanakan ujian akhir semester. Oleh karena orang tua Q sakit rutinitas Q sebagai mahasiswa baru pun Q tinggalkan dan pulang kesumbawa untuk menjengguk orang tua. Waktu itu Q dari mataram jam 12 dan nyampe rumah sakit sumbawa jam 5 karena lama istirahat diperjalanan.

Melihat bapak yang terbaring Q sedih. Beberapa minggu kemudian beliau minta dibawa pulang dan diminta untuk tidak dibawah pulang kerumah tempat kami tinggal tapi minta dibawah pulang ke tempat saudaranya yang tinggal di wilayah sumbawa bagian timur sebut saja desa Pemasar. Namun apa yang terjadi ternyata apa yang diingginkan oleh beliau untuk dibawa kesana berbeda dengan harapan kami keluarga. Seminggu kemudian beliau mengakhiri hidupnya dengan menghembuskan nafas trakhir pada hari kamis tanggal 23 juni 2009 jam 05 wita. Kami terpukul dengan kepergian beliau yang kebetulan anak-anak beliau belum ada berumah tangga. Tetapi apa daya segala upaya untuk menyembuhkan beliau sudah kami lakukan dengan bantuan dan saran keluarga tapi tuhan berkehendak lain. Setela itu pasca 3 hari bapak dimakamkan Q pun pamit dengan keluarga yang ada disana dengan penuh tantangan dan linangan air mata bahkan sesekali ejekan dari seseorang yang menyuruh saya untuk tidak melanjutkan study karena tidak ada yang membiayai. Namun saudara dan ibu Q merestui perjalanan Qu unuk melanjutkan study sampai selesai sesuai denga pesan bapak saat masih hidup.

Qu pun balik kemataram meski beberapa orang melarang Q untuk pergi tetapi Q tidak menghiraukannnya. Hari demi hari Qu jalani dengan hidup seadanya dan serba kekurangan Qu pun berusaha untuk tetap melanjutkan study dan keesokan hari setelah berada dimataram Qu langsung menghadap pak Sekjur sebut saja bapak “ WINENGAN, M.SI” untuk mencerikan keadaan saya sebenarnya. Dalam perbincangan kami beliau siap membantu biaya kulia saya yang kebetulan saat itu saya mengikuti ujian akhir semester 2. Secara aturan mahasiswa yang duduk di semester 2 belum bisa mendapatkan bantuan pendidikan karena batas mahasiswa yang menerima bantu study untuk mahasiswa yang tidak mampu semester 3 tapi karena kejujuran dan keinginan yang besar untuk menyelesaikan study saat itu saya dibantu dan diusulkan untuk mendapatkan beasiswa untuk katagori mahasiswa kurang mampu yang meskipun IPK Qu saat itu mencapai 3.oo. Dari situlah saya merasa lega karena biaya yang saya dapat cukup untuk membayar biaya SPP selama setahun tanpa minta lagi sama orang tua.

Memasuki semester 3 sampai 4 Qu pun mendapat bantuan pendidikan tapi bukan bantuan untuk katagori mahasiswa miskin lagi tetapi masuk katagori mahasiswa prestasi karena IPK saya mencapai 3.32 sesuai stardar penerima beasiswa tersebut dan pendekatan yang saya lakukan dengan dosen dan dibantu para sahabat di organisasi eksternal kampus.

Menginjak semester 4 saya di datangkan oleh sahabat Q sebut saja “ SAHABAT HAKAN SYUKUR” yang saat itu dia sudah semester diatas  Q. Dalam perbincangan kami dikos waktu itu saya ditawari untuk mencalonkan diri sebagai ketua senat fakultas entah anggin apa yang membawa sahabat Q, namun niat yang baiknya itu seminggu berikutnya baru Qu jawab karena pikiran Q sebagai aktivis kampus yang konon cerita nya banyak yang tidak bisa menyelesaikan study karena padatnya aktivitas. Sebulan kemudian dilakukan pemilihan di tingkat internal yang kebetulan saat itu Q sering mengikuti aktivitas organisasi ekstra kampus sebut saja “PMII”, meskipun saat itu Q belum menjadi kader tapi nama Qu diusulkan untuk menjadi kandidat yang di usulkan dalam pemilihan senat fakultas waktu itu. Q yang sudah di tawarin waktu itu mengiyakan dengan catatan dibimbing dan didampinggi. Q pun bersedia dan bertarung dengan sahabat sendiri diinternal PMII, tapi apa yang terjadi hasil penjaringan calon Q menang satu suara dari rival Q dan direstui serta didukung penuh oleh PMII sebagai calon senat priode 2010-2011 dan proses pemilihan senat pun berlangsung dengan 3 kandidat diantaranya saudara Zainuddin (kader HMI), Zulfahmi (kader PMII yang tidak menjalankan amanah organisasi). Dan Q sebut saja supaya lengkap (HAMDAN kader PMII yang mendapat restu PMII). Proses pemilihan berlangsung khikmat dengan tahapan-tahapan yang disediakan oleh panitia Komisi Pelaksana Pemilihan Mahasiswa (KPPM) atau lihat gambat surat suara :






Kemudian tahapan selanjutnya yaitu tahapan kampanye yang dilakukan oleh masing-masing calon selama seminggu dan Q bersama Tim langsung melakukan pendekatan bahkan yang secara kebetulan ada sebagian mahasiswa yang saat ini kulia di kediri Q pun melakukan kampanye kesana. Dan sehari sebelum melakukan pemilihan panitia menyiapkan acara Debat kandidat calon yang dilakukan di lantai 1 kampus IAIN mataram dan diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Proses debat pun berjalan lancar. Keesokan hari nya memasuki hari pencoblosan dan dilanjutkan dengan penghitungan suara yang dihadiri oleh pembantu dekan 3 FDK waktu itu bapak Abdul Wahid, M.Ag. Dan hasilnya sangat memuaskan, kerja keras dan strategi tidak sia-sia karena saat itu Q menggungguli 2 calon lain dengan selisih suara yang begitu jauh. Pelantikan pengurus pun dilakukan dan program trobosan pun dijalankan.

Tetapi semua tentu bukan sendiri Q lakukan kerja keras dan bantuan sahabat-sahabat merupakan langkah baru bagi Q untuk memimpin senat FDK selama satu priode, apa dikata dengan niat dan kerja yang baik serta kulia yang tak pernah ketinggalan meskipun aktivitas kampus dan tugas yang diemban sangan padat tidak mengurangi rasa kerja keras untu tetap menyelesaikan kulian tepat waktu, terbukti beberapa prestasi yang Q dapat baik dari beasiswa supersemar, biasiswa prestasi sampai beasiswa PT. NNT pun menghantarkan Q pada proses trakhir dikampus IAIN mataram. Terbukti Q masuk tahun 2008 dan mampu menyelesai study S1 tahun 2012 bulan 4 (studi 3.5 tahun karena semestinya angkatan Q wisuda bulan 10 sesuai dengan kalender akademik).


Itu semua berkat kerja keras dan keikhlasan, bantuan dan bimbingan sahabat/i kader, alumni dan senior PMII, para dosen terutama bapak alm. Drs. H Hasan Mustafa, M.Ag (mantan Dekan 2 priode), bapak DR. H. Subhan Abdullah Acim, M.A, (Dekan FDK sekarang), bapak DR. Fahrorrozi, M.A bapak M. Saleh Ending (dosen fakultas tarbiyah sekarang kandidat doktor UGM), Ibu Nkmatullah, M.A (kandidat Doktor Australia) dan bapak /ibu dosen yang lain. Mereka semua selalu memberikan suport kepada Q baik di senat maupun dalan menyelesaikan study. Semua itu merupakan pengalaman berharga bagi diri Q untuk lebih berbuat dan belajar karena manusia hidup diatas kekurangan dan selalu dihiasi oleh khilafan.

Tidak ada komentar: