Minggu, 02 Februari 2014

Demokrasi & Kesejahtraan : Langkah Memperbaiki Diri



Demokrasi & Kesejahtraan : Langkah Memperbaiki Diri

Jalan demokrasi seperti saat ini tetap dilihat sebagai jalan paling beradab untuk mewujudkan kesejahtraan rakyat. Persoalanya, mimpi yang tidak kunjung datang akan kesejarteraan dapat menjadi senjata paling ampuh yang akan melumpuhkan demokrasi. Meniti jalan demokrasi dengan demikian bukan persoalan yang sederhana. Dibutuhkan kesadaran, kesabaran dan ketelitian untuk memastikan bahwa ujung dari perjalanan demokrasi bukan hanya untuk demokrasi tetapi juga untuk kesejarateraan. Pada titik ini, dibutuhkan sikap kritis yang tidak kenal lelah untuk memastikan penyimpangan-penyimpangan dalam meniti jalan demokrasi tidak terjadi.

          Intelektual independent dan civil society perlu menjadi organ yang terus mengawal jalannya demokrasi agar demokrasi berjalan pada rell dan tidak ditumpangi oleh free rider. Mereka juga dituntut untuk senantiasa melakukan penyegaran pemikiran agar pelapukan praktek berdemokrasi segera dapat diantisipasi.

Demokrasi adalah mimpi sekaligus harapan yang selalu diusung untuk diaktualisasikan. Tetapi pada kenyataan dalam berdemokrasi ternyata tidak berbanding lurus dengan praktek-praktek dilapangan yang justru dilakoni oleh pengila demokrasi itu sendiri. Sehingga dalam anggapan masyarakat bahwa berdemokrasi dapat menjadi tolak ukur bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik, baik itu ditingkat nasional sampai pada tingkat lokal demokrasi masih jauh dari harapan.

Berbagai macam konsilidasi, revitalisasi dan penguatan bahkan banyak dari mereka yang rindu terhadap wujud cita-cita berdemokrasi serta telah banyak menyita energi tenaga dan pikiran, namun bukan berarti berdiam dengan berbagai macam dialektika dan keinginan tersebut harus terhenti dan semangat menjadi mandul hanya karena begitu banyak tantangan yang menghadang. Dalam realitasnya, hampir tidak ada satupun segmen kehidupan kita yang tersentuh dengan istilah yang disebut dengan “ Berdemokrasi “ baik politik, ekonomi, sosial pemerintah bahkan sampai pada tataran birokrasi kampus.

Semua praktek kehidupan bermasyarakat ini seolah-olah ingin selalu diberi jargon demokrasi, pertanyaannya. Apakah sudah layak demokrasi yang ada sampai hari ini berlandaskan azas dalam berdemokrasi ?

Pertanyaan ini menurut penulis, merupakan pertanyaan yang sederhana. Sehingga wajar banyak dari litelatur, wacana, opini, serta riset bahkan sampai dunia mayapun menyampaikan keluhan, harapan dan cita-citanya terhadap lahirnya sistem politik, ekonomi, pemerintah dan sistem birokrasi kampus yang demokratis. 

Diskursus mengenai demokrasi seperti terus berlangsung dan semakin kompleks, lebih-lebih wacana penguatan dalam berdemokrasi dari atas sampai keakarnya dapat semakin vulgar pasca reformasi 1998. Banyak dari pejuang reformasi yang waktu itu menaruh harapan dalam berdemokrasi yang mampu memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun kita tidak bisa pungkiri bahwa banyak kelemahan dalam melihat semua itu ada yang sudah letih mengunyah-mengunyah istilah tersebut, tetapi ada juga yang baru ingin memulai meski terlambat tetapi masih lebih baik ketimbang tidak sama sekali. Semua itu adalah sebagai langkah membangun demokrasi yang lebih baik.

Berbagai macam upaya untuk terus mendorong terwujudnya masyarakat yang maju dan berdemokrasi terus barlangsung, tidak saja lewat kampanyeprogram-program pembangunanyang dilaksanakan oleh para partai politik (calon yang bertarung dalam merebut kursi parlemen), pemerintahtetapi juga peran NGO/ LSM, Ormas, lembaga pendidikan dan kampus bahkan berbagai perusahaan besar lewat berbagai program pemberdayaan ingin memberi andil untuk mendorong tercapainya harapan dan cita-cita tersebut. Semua aktor dan stekholders pendukung demokrasi telah memilih cara dan pendekatan masing-masing untuk mendorong proses tersebut. Begitu juga dengan kalangan pemerintah dan akademisi yang ingin melihat harapan dan cita-cita tersebut terlaksana dan dapat menjawab harapan dan mimpi masyarakat tentang indahnya berdemokrasi serta membawa dampak yang lebih baik untuk kesejahtraan masyarakat, seperti hajat demokrasi dari rakyat untuk rakyat dan menguntungkan rakyat (bukan rakyat pribadi) namun rakyat secara menyuluruh.

Tidak ada komentar: