Mengawali sebuah
cerita kehidupan dari kecil hingga Q beranjak dewasa, kisah kehidupan qu sampai
saat ini menjadi bagian hidup yang tak pernah terlupakan. Q hidup dari keluarga
sederhana, tinggal disebuah kampung yang bisa dikatakan jauh tertinggal sekitar
kurang lebih 40-45 KM dari wilayah kota.
Kehidupan semenjak
kecil tinggal bersama kedua orang tua dan saudara didesa terpencil, aktivitas
kami beragam, dimusim tanam kami sering tinggal disawah bahkan sampai
berbulan-bulan, kebiasaan itu bahkan bertahun-tahun kami lakukan karena orang
tua kami hidup berkecukupan. Sebagai seorang petani tentu mengharapkan hasil
pertanian yang baik dan tidak banyak modal yang keluar, itulah sebabnya kami
diajak tinggal disawah bahkan Q dan saudara yang lain juga ikut tinggal disawah
untuk sementara, bahkan pergi kesekolah pun dari sawah.
Semenjak itu Q
mengenyam pendidikan di SDN Mamak Kecamatan Lopok melanjutkan sekolah ke SLTP 1
Lape yang sekarang menjadi SMP 1 Lape. Dimasa itulah kehidupan Qu terasa
berarti. Karena waktu SMP Q tinggal dirumah orang karena tidak ada jalan lain
kalau mau melanjutkan sekolah, mau tidak mau harus tinggal dirumah orang dengan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan, pagi nyapu,nyiram halaman, bahkan
sampai pergi kesawah menanam padi. Rutinitas itu Q lakukan selama 3 tahun
dengan penuh kesabaran.
Setelah tamat SMP
Q minta sama orang tua untuk dibiayi sampai ke tingkat SMA, keinginan Q
direstui orang tua tapi ada syaratnya. Syaratnya Qpun disuruh tinggal dirumah
orang dalih-dalih pengurangan biaya bahkan kedua saudara yang lebih tua dari Q
pun diperlakukan seperti itu. Namun ditingkat SMA Q hanya bertahan duduk
dibangku SMA hanya 1 tahun, tanpa sadar Q jarang masuk sekolah bahkan sampai
memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ditingkat SMA. Tanpa ada rasa
penyesalan sedikit pun. Kalo bahasa sekarang “ Sekolah Gak Penting Yang Penting
Hepi”.
Hari demi hari Q
jalani. Penyesalan pun tiba disaat itu di kalangan keluarga bisa dikatakan Q
sendiri yang tidak menyelesaikan sekolah di tingkat SMA, padahal Q tidak begitu
nakal atau mungkin karena pergaulan Q yang awal-nya lugu berubah menjadi brutal
dan sesering tidak mendengar kata-kata orang tua. Sampai-sampai Q memutuskan
untuk tidak tinggal bersama orang tua. Bahkan Kehidupan itu Q jalani selama 2
tahun, tidak tinggal bersama kedua orang tua dan saudara. Hari, minggu, bulan
dan tahun berganti mengiringi perjalan hidup Q. Memang benar kata orang
sekuat-kuat batu pasti pecah, pepatah ini sederhana namun memiliki sederet
makna penting dalam kehidupan Qu.
Perasa malu pun
tiba, sabagai seorang laki-laki yang masuk masa remaja hasra cinta pun muncul
tetapi sesekali mendapat ujian dan ejekan dikeluarga, di masyarakat kalau Q gak
sekolah, tidak ada wanita yang mau. Hatiku bimbang. Mau cari pacar diejekin gak
cari pacar dibilang gak laku. Ah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,susah benar hidup
Q masa itu.
Dipertengahan bulan
5 tahun 2005 Qu pun diajak teman untuk ikut sekolah lagi guna mengejar
pendidikan penyetaraan SMA dan akhirnya saat itu pula Q langsung disuruh
mengikuti ujian pada pada bulan 6 tahun 2006 yang kebetulan angkatan sekolah Q
tamat SMA tahun itu juga. Dan Q pun diberikan ijazah. Rasa haru mesti banyak
malu dan rasa bangga pun muncul dalam benak Qu karena sudah pegang ijazah SMA.
Pada bulan 7 tahun
2007 Q pun ikut merantau ke jogja
bersama sepupu yang mau kulia disana sementara Q awalnya hanya mencari kerja
dengan ijazah yang baru Qu. Sesampai dijogja tinggal untuk sementara dengan
sepupu di wilayah gedung kuning bantul. Sebulan setelah itu yang kebutulan Q
punya modal yang meskipun sedikit Q ditawarin sepupu Q untuk berbisnis pulza
diwilayah magelang Q langsung setuju, karena niat mencari pekerjaan dikota
besar yang dikenal dengan kota pelajarnya. Q pun hijrah ke magelang. Ditempat
itu teman Q yang sudah lebih awal berbisnis pulza dan memiliki konter meskipun
disewa. Saat itu Q senang punya usaha dengan modal sendiri. Namun apa yang
terpikirkan lain yang terjadi, masalah pun bermunculan dengan cepat. Q yang
awalnya tinggal disebuah rumah sewa milik saudara teman Q yang keseharian
dipakai sebagai tempat membuat kejarajinan oleh warga sekitar. Diusir oleh kak
teman Q entah apa masalahnya. Q pun meminta tolong pak pak ustad sebutan
pemilik pesantren. Lokasinya kebetulan disamping rumah tempat Q tinggal dulu.
Q pun diijinkan
untuk tinggal di pondok pesantren itu dengan mengikuti segala praturan dan
aktivitas pesantren itu. Pagi sampai sora teman-teman yang ada dipondok
tersebut sekolah sementara Q pergi ke konter untuk berjualan pulza, malam-nya
baru Q ikut kegiatan pondok.
Setelah satu
bulan Q tinggal di pondok itu, Hp Q berdering setelah Q cek ternyata ibu Qu
dari kampung menelepon mengabari kalau ada keluarga yang meninggal. Hati Qu tidak tenang sesekali
kesedihan mengiringi hari-hari Q. Keesokan harinya Hp yang Q miliki berbunyi
lagi tenyata yang menelepon saudara Q yang kulia dimataram. Setelah Q angkat
dan dimulainya pembicaraan menanyakan keadaan Q dan menyuruh Q pulang dengan
menawarkan Q untuk melanjutkan Study ke Perguruan Tinggi, Q pun bertanya dengan
nada heran, apakah bisa aku kulia sementara Q hanya punya ijazah Paket C ?
kakak Q pun menjawab: Bisa. Terus biaya kalau Q kulia dari mana ? kakak Q
menjawab : entar kita cari yang penting kamu pulang katanya. Sesekali kakak Qu
menyampaikan pesan orang tua untuk tidak pergi jauh kalau pergi jauh dengan
tujuan mencari pekerjaan lebih baik kulia. Q pun mengiyakan dan setuju untuk
pulang asalkan Q dikirim Uang untuk pulang ? dengan nada lantang. Kakak Q menjawab: besok
dikirimin yang penting kamu pulang katanya.
Q pun berfikir
hidup diperantauan tanpa skill memang susah karena tidak ada pekerjaan yang
bisa dilakukan. Setelah uang yang dikirimin masuk kerekening Q pun bergegas
untuk pulang dengan kesepakatan tahun depan Q kulia.
Seminggu setelah
itu Q baru meninggalkan kota magelang menuju Jogja yang kebetulan beberapa
pakaian Q tertinggal dikontrakan sepupu QU. Qu pun berpamitan untuk pulang
kesumbawa dan memberitahukan tentang niat orang tua yang mau membiayi Qu untuk
melanjutkan study. Sepupu Q u setuju dan mengantarkan Qu keterminal bus.
Tahun telah
berganti dan memasuki tahun 2008 yang bertepatan dengan penerimaan mahasiswa
baru, Qu pamit dengan orang tua untuk kemataram yang kebetulan saudara Q yang
paling besar sekolah disana. Orang tua Q pun setuju kalau Q berangkan dan
dipersiapkan segala keperluan dan biaya keberangkatan Q kemataram guna
melanjutkan study. Beberapa bulan setelah dimataram dan mendaftar di sebuah
kampus yang kebetulan tempat saudara Q mengenyam pendidikan S1 Qu pun didaftarkan
untuk menjadi calon mahasiswa. Setelah itu Q menunggu waktu tes dan setelah
mengikuti testing penerimaan mahasiswa baru dan Q diterima masuk dikampus
tersebut. Sebut saja Kampus IAIN Mataram Fakultas Dakwah dan
komunikasi yang kebetulan Q ngambil Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam. Dan informasi yang Q dapat bahwa fakultas tersebut terbilang
fakultas baru dikampus itu dengan jumlah mahasiswa yang masih minim alias
sedikit.
Masa kulia pun
berlansung yang diawali dengan masa Orientasi Pengenalan Akademik (OSPEK),
kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru baik dikampus
tempat Q mendaftar maupun dikampus lain. Masa perkulihan dimulai dan Q sibuk
belajar karena senang bisa sekolah lagi meskipun tidak sekolah formal waktu di
SMA tapi Q bisa melanjutkan studi sesuai dengan program pemerintah.
Kebahagian pun
tidak terbendung disamping bisa kulia dan dekat dengan pacar yang kebetulan
sudah lama Q kenal. Senang,,,,,,,,,,,,,,,,senang,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,bahagia.
Namun berselang
bulan ,,,,,,,,,,,!!!!!!!!!!!!!!! Apa yang terjadi setelah beberapa bulan Q
kulia Qu mendapat kabar bapak Q sakit keras dan Q disuruh pulang. Q pun nurut
pulang menjengguk orang tua yang terbaring remas dirumah sakit. Semenjak itu Q
mau melaksanakan ujian akhir semester. Oleh karena orang tua Q sakit rutinitas
Q sebagai mahasiswa baru pun Q tinggalkan dan pulang kesumbawa untuk menjengguk
orang tua. Waktu itu Q dari mataram jam 12 dan nyampe rumah sakit sumbawa jam 5
karena lama istirahat diperjalanan.
Melihat bapak
yang terbaring Q sedih. Beberapa minggu kemudian beliau minta dibawa pulang dan
diminta untuk tidak dibawah pulang kerumah tempat kami tinggal tapi minta
dibawah pulang ke tempat saudaranya yang tinggal di wilayah sumbawa bagian
timur sebut saja desa Pemasar. Namun apa yang terjadi
ternyata apa yang diingginkan oleh beliau untuk dibawa kesana berbeda dengan
harapan kami keluarga. Seminggu kemudian beliau mengakhiri hidupnya dengan
menghembuskan nafas trakhir pada hari kamis tanggal 23 juni 2009 jam 05 wita.
Kami terpukul dengan kepergian beliau yang kebetulan anak-anak beliau belum ada
berumah tangga. Tetapi apa daya segala upaya untuk menyembuhkan beliau sudah
kami lakukan dengan bantuan dan saran keluarga tapi tuhan berkehendak lain.
Setela itu pasca 3 hari bapak dimakamkan Q pun pamit dengan keluarga yang ada
disana dengan penuh tantangan dan linangan air mata bahkan sesekali ejekan dari
seseorang yang menyuruh saya untuk tidak melanjutkan study karena tidak ada
yang membiayai. Namun saudara dan ibu Q merestui perjalanan Qu unuk melanjutkan
study sampai selesai sesuai denga pesan bapak saat masih hidup.
Qu pun balik
kemataram meski beberapa orang melarang Q untuk pergi tetapi Q tidak
menghiraukannnya. Hari demi hari Qu jalani dengan hidup seadanya dan serba
kekurangan Qu pun berusaha untuk tetap melanjutkan study dan keesokan hari
setelah berada dimataram Qu langsung menghadap pak Sekjur sebut saja bapak “
WINENGAN, M.SI” untuk mencerikan keadaan saya sebenarnya. Dalam perbincangan
kami beliau siap membantu biaya kulia saya yang kebetulan saat itu saya mengikuti
ujian akhir semester 2. Secara aturan mahasiswa yang duduk di semester 2 belum
bisa mendapatkan bantuan pendidikan karena batas mahasiswa yang menerima bantu
study untuk mahasiswa yang tidak mampu semester 3 tapi karena kejujuran dan
keinginan yang besar untuk menyelesaikan study saat itu saya dibantu dan
diusulkan untuk mendapatkan beasiswa untuk katagori mahasiswa kurang mampu yang
meskipun IPK Qu saat itu mencapai 3.oo. Dari situlah saya merasa lega karena
biaya yang saya dapat cukup untuk membayar biaya SPP selama setahun tanpa minta
lagi sama orang tua.
Memasuki semester
3 sampai 4 Qu pun mendapat bantuan pendidikan tapi bukan bantuan untuk katagori
mahasiswa miskin lagi tetapi masuk katagori mahasiswa prestasi karena IPK saya
mencapai 3.32 sesuai stardar penerima beasiswa tersebut dan pendekatan yang
saya lakukan dengan dosen dan dibantu para sahabat di organisasi eksternal
kampus.
Menginjak
semester 4 saya di datangkan oleh sahabat Q sebut saja “ SAHABAT HAKAN SYUKUR” yang saat itu dia sudah semester diatas Q.
Dalam perbincangan kami dikos waktu itu saya ditawari untuk mencalonkan diri
sebagai ketua senat fakultas entah anggin apa yang membawa sahabat Q, namun niat
yang baiknya itu seminggu berikutnya baru Qu jawab karena pikiran Q sebagai
aktivis kampus yang konon cerita nya banyak yang tidak bisa menyelesaikan study
karena padatnya aktivitas. Sebulan kemudian dilakukan pemilihan di tingkat internal
yang kebetulan saat itu Q sering mengikuti aktivitas organisasi ekstra kampus
sebut saja “PMII”, meskipun saat itu Q belum menjadi kader tapi nama Qu
diusulkan untuk menjadi kandidat yang di usulkan dalam pemilihan senat fakultas
waktu itu. Q yang sudah di tawarin waktu itu mengiyakan dengan catatan dibimbing
dan didampinggi. Q pun bersedia dan bertarung dengan sahabat sendiri diinternal
PMII, tapi apa yang terjadi hasil penjaringan calon Q menang satu suara dari
rival Q dan direstui serta didukung penuh oleh PMII sebagai calon senat priode
2010-2011 dan proses pemilihan senat pun berlangsung dengan 3 kandidat
diantaranya saudara Zainuddin (kader HMI), Zulfahmi (kader PMII yang tidak
menjalankan amanah organisasi). Dan Q sebut saja supaya lengkap (HAMDAN kader
PMII yang mendapat restu PMII). Proses pemilihan berlangsung khikmat dengan
tahapan-tahapan yang disediakan oleh panitia Komisi Pelaksana Pemilihan
Mahasiswa (KPPM) atau lihat gambat surat suara :
Kemudian tahapan selanjutnya yaitu tahapan kampanye yang
dilakukan oleh masing-masing calon selama seminggu dan Q bersama Tim langsung
melakukan pendekatan bahkan yang secara kebetulan ada sebagian mahasiswa yang
saat ini kulia di kediri Q pun melakukan kampanye kesana. Dan sehari sebelum
melakukan pemilihan panitia menyiapkan acara Debat kandidat calon yang
dilakukan di lantai 1 kampus IAIN mataram dan diikuti oleh seluruh mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Proses debat pun berjalan lancar. Keesokan hari
nya memasuki hari pencoblosan dan dilanjutkan dengan penghitungan suara yang
dihadiri oleh pembantu dekan 3 FDK waktu itu bapak Abdul Wahid, M.Ag. Dan
hasilnya sangat memuaskan, kerja keras dan strategi tidak sia-sia karena saat
itu Q menggungguli 2 calon lain dengan selisih suara yang begitu jauh.
Pelantikan pengurus pun dilakukan dan program trobosan pun dijalankan.
Tetapi semua tentu bukan sendiri Q lakukan kerja keras
dan bantuan sahabat-sahabat merupakan langkah baru bagi Q untuk memimpin senat
FDK selama satu priode, apa dikata dengan niat dan kerja yang baik serta kulia
yang tak pernah ketinggalan meskipun aktivitas kampus dan tugas yang diemban
sangan padat tidak mengurangi rasa kerja keras untu tetap menyelesaikan kulian
tepat waktu, terbukti beberapa prestasi yang Q dapat baik dari beasiswa
supersemar, biasiswa prestasi sampai beasiswa PT. NNT pun menghantarkan Q pada
proses trakhir dikampus IAIN mataram. Terbukti Q masuk tahun 2008 dan mampu
menyelesai study S1 tahun 2012 bulan 4 (studi 3.5 tahun karena semestinya
angkatan Q wisuda bulan 10 sesuai dengan kalender akademik).
Itu semua berkat kerja keras dan keikhlasan, bantuan dan
bimbingan sahabat/i kader, alumni dan senior PMII, para dosen terutama bapak
alm. Drs. H Hasan Mustafa, M.Ag (mantan Dekan 2 priode), bapak DR. H. Subhan
Abdullah Acim, M.A, (Dekan FDK sekarang), bapak DR. Fahrorrozi, M.A bapak M.
Saleh Ending (dosen fakultas tarbiyah sekarang kandidat doktor UGM), Ibu
Nkmatullah, M.A (kandidat Doktor Australia) dan bapak /ibu dosen yang lain.
Mereka semua selalu memberikan suport kepada Q baik di senat maupun dalan
menyelesaikan study. Semua itu merupakan pengalaman berharga bagi diri Q untuk
lebih berbuat dan belajar karena manusia hidup diatas kekurangan dan selalu
dihiasi oleh khilafan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar