Minggu, 23 Juni 2013

REORIENTASI NILAI KEISLAMAN DALAM PERSPEKTIF KEBANGSAAN.



Sebagian orang mungkin hidup dalam jalan yang memang digariskan oleh tuhan, dalam keadaan berlebihan. Namun pernahkah kita berpikir sejenak seraya melihat disamping kita. Realitas yang bertolak belakang dari apa yang kita jalani hari ini. Ada kalanya mungkin kita berbangga hati atas kelebihan yang telah diberikan tuhan. Namun kita juga harus berbenah diri dalam melakoni kehidupan ini. Hal ini kemudian menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah nilainilai keislaman kita sudah teraktualisasikan dalam kehidupan nyata, ataukah nilai keislaman kita perlu direkonstruksi kembali. 

Sangat naif kemudian jika kita mengaku hamba yang bertuah namun percerminan diri kita seperti penganut atheis.......dosa hanya dipandang sebagai penyimpangan fiqih (formalisasi agama), saja namun dosa tidak dipandang sebagai media cerminan diri dalam aplikasi nilai-nilai keislaman.

buruknya korelasi antara nilai keislaman dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, bisa kita lihat dari lemahnya rasa kebangsaan kita seiring dengan pesatnya globalisasi. yang akhirnya mengikis nilai kebangsaan kita. kita sebagai bangsa yang berbudaya sudah meninggalkan warisan budaya, walaupun tidak semua budaya bagus namun paling tidak, menjaga budaya lama sebagai alat ukur dalam upaya membendung kerasnya arus globalisasi. pandangan selama ini yang mungkin melemahkan eksistensi budaya kita.....yang mengatakan jadul, atau g'gaul.

namun kita harus melihat budaya secara luas......alangkah indahnnya bisa berperadaban dengan budaya, ketimbang harus berbudaya dengan peradaban.....

" Sukses dengan Budaya sendiri itu lebih mulia, dari pada Sukses berperadaban dengan budaya orang lain".

Tidak ada komentar: